Gaza, Berantas – Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Barang-barang kebutuhan pokok yang sebelumnya masih tersedia kini sulit dijangkau atau hanya ditemukan dalam jumlah yang sangat terbatas. Kondisi ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga yang mengalami kehancuran akibat konflik berkepanjangan, serta dampak dari dehidrasi paksa dan kelaparan yang telah melanda wilayah utara Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami berada di jalur utama tempat banyak truk bantuan melintas dari perbatasan Karem Abu Salem sejak awal gencatan senjata. Dulu, truk-truk itu penuh dengan pasokan penting, tetapi kini kami hanya melihat truk-truk kosong terparkir di sekitar Kota Gaza dan dekat perbatasan selama enam hari terakhir,” ungkap seorang jurnalis Al Jazeera.
Kondisi ini tak hanya berdampak pada ketersediaan makanan, tetapi juga layanan kesehatan. Rumah sakit di Gaza berjuang keras untuk tetap beroperasi meskipun kekurangan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.
Di Tepi Barat, warga Palestina menghadapi situasi yang tak kalah mengkhawatirkan. Pasukan Israel dan pemukim ilegal terus melakukan pelanggaran terhadap komunitas Badui. Sepanjang Februari, tercatat 187 insiden pelanggaran hak asasi manusia yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Hebron, Betlehem, Nablus, Jericho, Lembah Yordan, dan Yerusalem Timur.
Tindakan represif ini mencakup perusakan tempat tinggal, serangan fisik terhadap warga sipil, pencurian ternak, pembakaran properti, penghancuran rumah, hingga pembangunan jalan pemukiman baru di tanah Palestina. Situasi ini semakin memperburuk kondisi masyarakat Palestina yang sudah berada dalam tekanan berat akibat konflik yang tak kunjung usai. (*)