berantasonline.com (Sukabumi)
Aliansi Mahasiswa Merdeka (AMM) kembali melakukan unjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi pada Selasa (14/05/2025). Aksi yang dinamai “Disdik Jilid II” ini merupakan bentuk kritik keras terhadap dugaan buruknya pengelolaan pendidikan di wilayah tersebut.
Para pengunjuk rasa menyoroti sejumlah persoalan serius, seperti dugaan pungutan liar (pungli), indikasi penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta ketidakmerataan akses pendidikan di beberapa daerah. Mereka menilai Dinas Pendidikan belum memberikan respons yang memadai terhadap laporan masyarakat terkait permasalahan tersebut.
Koordinator aksi, Mahdi, menegaskan bahwa aksi ini adalah peringatan tegas bagi Disdik agar segera memperbaiki kinerjanya. “Ini bukan hanya aksi protes biasa, tapi pesan tegas bagi Dinas Pendidikan. Jika masih mengabaikan aspirasi publik, gerakan kami akan terus meluas,” ujarnya.
AMM juga menilai bahwa pihak Disdik cenderung bersikap tertutup dan defensif dalam menangani berbagai temuan, sehingga merusak kepercayaan publik. Dalam aksi tersebut, massa melakukan penyegelan simbolis di pagar kantor Disdik sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap lembaga yang bertugas mengawasi mutu pendidikan.
Massa aksi bertekad untuk bertahan hingga malam hari sambil menunggu tanggapan resmi dari Kepala Dinas Pendidikan. Mereka menuntut adanya laporan terbuka mengenai upaya pengawasan, penanganan dugaan pungli, dan evaluasi internal Disdik.
Selain itu, AMM mengungkapkan adanya insiden provokasi dan penghinaan dari salah satu pejabat di lingkungan Disdik kepada para peserta aksi, yang memperburuk citra lembaga tersebut di mata publik.
“Sikap sebagian pejabat di Disdik bukan hanya menghambat tugasnya, tapi juga menghalangi partisipasi masyarakat dalam pengawasan pendidikan,” tegas Mahdi.
Sampai saat ini, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi belum memberikan pernyataan resmi menanggapi aksi dan tuntutan yang disampaikan oleh AMM.
(Ris)
