
berantasonline.com (Sukabumi)
Bangunan SMP Negeri 4 Satu Atap (Satap) yang berada di Kampung Padaasih, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, roboh pada Senin pagi, 23 Juni 2025. Peristiwa ini terjadi secara mendadak tanpa disertai hujan atau gempa bumi.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Adi Januar Priyadi, langsung turun ke lokasi untuk meninjau kondisi bangunan. Ia menyebutkan bahwa kejadian ini harus segera ditindaklanjuti secara serius oleh dinas terkait.
“Setelah melihat langsung ke lokasi, ini memang harus segera direspons cepat. Insyaallah kami akan upayakan perbaikan, tapi tentu harus melalui tahapan dan perencanaan matang. Tidak bisa langsung dibangun hari ini,” ujar Adi.
Berdasarkan keterangan Ketua Komite Sekolah yang juga Kepala Desa Mekarasih, bangunan roboh tanpa adanya tanda-tanda bencana alam. “Tidak ada hujan, tidak ada gempa. Diduga karena usia bangunan yang sudah tua dan material kayu yang mulai lapuk,” ungkap Adi.
Lebih lanjut, Adi menyampaikan bahwa ia telah melaporkan langsung kejadian ini kepada pimpinan Dinas Pendidikan dan akan segera melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas serta Kasi Sarpras untuk menentukan langkah teknis selanjutnya.
“Respons cepat sangat penting. Kami sudah data semua kerusakan. Dari enam ruangan yang ada, tiga mengalami kerusakan berat dan hanya tiga yang masih bisa digunakan. Ruang yang roboh ini sebelumnya digunakan sebagai ruang serbaguna,” jelasnya.
Terkait rencana perbaikan, Adi menyatakan saat ini masih dalam tahap pembahasan bersama jajaran dinas, termasuk dalam hal perencanaan anggaran.
“Semua harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Kita tidak bisa mengambil keputusan sepihak tanpa prosedur,” tambahnya.
Ia juga menyoroti bahwa SMPN 4 Satap bukan satu-satunya sekolah yang mengalami kerusakan. Saat ini, seksi sarana dan prasarana sedang melakukan pendataan sekolah-sekolah lain yang juga mengalami kondisi serupa.
“Kita tidak hanya melihat kondisi bangunan, tapi juga mempertimbangkan jumlah siswa aktif. Jangan sampai kita bangun gedung baru, tapi muridnya tidak ada. Itu juga menjadi dasar penentuan prioritas perbaikan,” pungkasnya.
(Ris)