
berantasonline.com (Sukabumi)
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi menanggapi serius imbauan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, yang meminta agar anak-anak, khususnya kalangan pelajar, tidak bermain gim daring Roblox karena dinilai mengandung unsur kekerasan dan konten tidak layak.
Kepala Seksi Kesiswaan SMP Disdik Kabupaten Sukabumi, Devi Indra Kusuma, menilai peringatan tersebut bukan berarti larangan total, melainkan ajakan bagi keluarga untuk memperkuat literasi digital dan menjaga ruang digital anak tetap sehat serta aman.
“Roblox memang sangat populer dan banyak dimainkan anak-anak. Namun di balik keseruannya, ada konten yang tidak pantas, mulai dari kekerasan hingga interaksi yang rawan disalahgunakan. Karena itu, peran orang tua sangat penting, bukan hanya melarang, tapi juga mendampingi serta memahami apa yang dimainkan anaknya,” jelas Devi, Senin (11/08/2025).
Devi menekankan bahwa era digital sudah menjadi bagian dari keseharian anak-anak. Orang tua tidak bisa hanya merasa tenang karena anak tampak sibuk bermain gawai di rumah. “Anak bisa terlihat aman, tapi sebenarnya sedang terpapar konten kekerasan, konten dewasa, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berpotensi berbahaya. Jika tidak ada kontrol, risikonya sangat besar,” tegasnya.
Menurutnya, Disdik Kabupaten Sukabumi siap mendorong kolaborasi yang lebih erat antara sekolah dan orang tua dalam membangun kesadaran literasi digital. Roblox hanyalah satu contoh, sementara masih ada banyak gim lain seperti Free Fire, Mobile Legends, hingga PUBG yang juga perlu mendapat perhatian.
“Teknologi tidak bisa dihindari. Jadi solusinya bukan hanya pelarangan, tapi pembiasaan. Anak-anak perlu dididik untuk tahu batasan: mana yang baik, mana yang berbahaya, dan bagaimana bersikap bijak di dunia digital,” tutur Devi.
Ia menambahkan, tanggung jawab menjaga anak dari dampak negatif digital tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah maupun pemerintah. “Orang tua tetap memiliki peran utama. Mari bersama-sama kita jaga ruang digital anak-anak agar tetap sehat, aman, dan mendidik. Jika kita lengah, dampaknya bisa memengaruhi masa depan mereka,” pungkasnya.
(Ris)