
berantasonline.com (Sukabumi)
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi melalui UPTD PU Wilayah III Cicurug menggelar kegiatan kerja bakti pemeliharaan jalan kabupaten di ruas Sundawenang–Bojonggenteng, Kecamatan Bojonggenteng, Jumat (7/11/2025). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara kolaboratif bersama unsur Forkopimcam dan masyarakat setempat sebagai upaya menjaga kebersihan serta kenyamanan infrastruktur jalan.
Kepala UPTD PU Wilayah III Cicurug, Asep Saepuloh, menegaskan bahwa pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur bukan semata tanggung jawab pemerintah, melainkan memerlukan peran aktif seluruh elemen masyarakat.
“Menjaga infrastruktur harus menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari tingkat individu, keluarga, lingkungan, hingga lembaga dan komunitas. Dengan kebersamaan, upaya pemeliharaan dapat berjalan lebih optimal,” ujar Asep, Sabtu (8/11/2025).
Ia mengapresiasi semangat gotong royong atau sabilulungan yang ditunjukkan warga Kecamatan Bojonggenteng. Menurutnya, kolaborasi tersebut sangat membantu di tengah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik dari sisi anggaran, personel, maupun peralatan.
“Panjang jalan kabupaten yang menjadi kewenangan kami mencapai sekitar 150 kilometer. Dengan keterbatasan tersebut, dukungan dan partisipasi masyarakat menjadi sangat berarti,” katanya.
Sebagai bentuk sinergi, UPTD PU Wilayah III Cicurug memprioritaskan pemeliharaan ruas Sundawenang–Bojonggenteng, sejalan dengan harapan Camat Bojonggenteng agar jalan tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai ruang publik, sarana olahraga, dan rekreasi.
“Ruas ini memiliki panorama yang indah dan udara yang sejuk. Selain sebagai akses transportasi, jalan ini berpotensi menjadi ruang aktivitas warga untuk jalan santai maupun olahraga pagi,” tambah Asep.
Sementara itu, Camat Bojonggenteng, Jenal Abidin, menilai jalur Sundawenang–Palasari–Bojonggenteng (Pasir Angin) memiliki potensi besar sebagai jalur alternatif wisata. Lokasinya yang dekat dengan exit Tol Parungkuda serta pemandangan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango menjadi daya tarik tersendiri.
“Panorama alam, hutan hijau, kabut pagi, hingga pemandangan matahari terbit dan terbenam menjadikan jalur ini sangat potensial untuk dikembangkan,” ujar Jenal.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan. Menurutnya, kondisi jalan yang terawat dapat membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar.
“Dengan lingkungan yang nyaman, kawasan ini bisa dimanfaatkan untuk gowes, jalan sehat, wisata kuliner, hingga kedai kopi. Ini bisa mendorong ekonomi lokal dan membuka lapangan kerja,” pungkasnya.
(Ris)