
berantasonline.com (Sukabumi)
Kondisi memprihatinkan dialami para siswa SDN Simpang, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Dua ruang kelas yang mengalami kerusakan parah memaksa siswa belajar berhimpitan di ruang guru berukuran hanya 2,5 x 6 meter.
Keprihatinan ini disampaikan langsung oleh Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Rika Yulistina. Ia menyebut kondisi tersebut sebagai tamparan keras bagi dunia pendidikan di daerah.
“Di tengah semangat peningkatan mutu pendidikan, anak-anak kita justru belajar dalam kondisi tak layak. Ini tidak bisa dianggap sepele, apalagi kerusakannya sudah berlangsung lebih dari lima tahun,” tegas Rika, Jum’at (18/07/2025).
Menurutnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi telah lalai dan harus segera bertanggung jawab. DPRD, lanjutnya, akan mendorong agar perbaikan SDN Simpang masuk dalam prioritas pembahasan APBD Perubahan 2025 atau APBD murni tahun anggaran 2026.
“Kami di Komisi IV akan segera berkoordinasi dan memanggil dinas terkait. Harus ada aksi konkret, bukan janji kosong,” katanya.
Rika juga menekankan pentingnya perhatian serius pemerintah terhadap hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. “Jangan biarkan semangat belajar mereka luntur karena fasilitas yang rusak dan dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SDN Simpang, Mahmud Yunus, menyampaikan bahwa sejak menjabat dua tahun lalu, bangunan dua ruang kelas sudah dalam kondisi rusak berat.
“Sejak awal saya bertugas, kondisi bangunan sudah ambruk. Kami sangat berharap ada perbaikan segera,” ungkap Mahmud pada Rabu 16 Juli 2025.
Ia menjelaskan, karena keterbatasan ruang, ruang guru terpaksa dijadikan ruang belajar. Dalam kondisi tersebut, siswa duduk berdesakan, bahkan satu bangku diisi tiga orang, dan guru tidak memiliki ruang gerak yang memadai.
“Ini bukan kondisi ideal, tapi kami tak punya pilihan lain agar seluruh siswa tetap bisa belajar. Kami hanya ingin anak-anak bisa belajar dengan aman dan nyaman,” tutup Mahmud.
(Ris)