Sedekah Bumi di Kabandungan, Refleksi Relasi Ekologis dan Sosial dalam Bingkai Kearifan Lokal

0
8

berantasonline.com (Sukabumi)

Tradisi lokal Sedekah Bumi kembali digelar secara khidmat di Kampung Cilodor, Desa Cipeteuy, Kecamatan Kabandungan. Kegiatan yang mengusung tema “Gunung Teu Menang Dilebur, Sagara Teu Menang Dirusak, Buyut Teu Menang Dirempak” ini menjadi ekspresi budaya masyarakat agraris dalam merawat hubungan sakral antara manusia, alam, dan warisan leluhur, Minggu (20/04/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, H. Ade Suryaman, didampingi unsur Forkopimda dan Forkopimcam, sebagai wujud dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya lokal yang memiliki nilai sosial dan ekologis yang tinggi.

Dalam sambutannya, Sekda menekankan bahwa Sedekah Bumi bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan bentuk perenungan kolektif atas ketergantungan manusia terhadap bumi sebagai sumber kehidupan. Tradisi ini sekaligus menjadi sarana edukasi ekologis dan spiritualitas lingkungan bagi generasi masa kini.

“Tradisi ini adalah wujud kesadaran ekologis masyarakat yang telah terinternalisasi secara kultural. Ia mengandung nilai etik yang sangat relevan dengan konteks pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Kecamatan Kabandungan memiliki potensi signifikan di sektor pertanian dan pariwisata, yang apabila dikelola dengan pendekatan holistik dan berbasis kearifan lokal, dapat menjadi lokomotif ekonomi kawasan. Dengan produksi pertanian harian mencapai 15 ton, Kabandungan menunjukkan kapasitasnya sebagai sentra agro-hortikultura strategis.

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, Sekda menyoroti keberhasilan program legalisasi aset agraria melalui distribusi 843 sertifikat hak penggunaan tanah kepada warga, sebagai upaya nyata pemerintah daerah dalam memperkuat kepastian hukum dan perlindungan atas lahan garapan.

“Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang kami untuk menjadikan Kabandungan sebagai kawasan agroindustri unggulan sebagaimana tertuang dalam RPJMD. Kami juga sedang membangun kolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) guna peningkatan nilai tambah produk hortikultura dan penanggulangan kemiskinan berbasis pertanian,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cipeteuy, Purnama Wijaya, mengungkapkan bahwa pelaksanaan Sedekah Bumi tahun ini memiliki makna khusus sebagai penanda keberhasilan kolektif warga dalam memperoleh hak atas tanah secara sah. Menurutnya, pencapaian tersebut merupakan hasil dari perjuangan panjang lintas generasi.

“Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menghargai jejak perjuangan para pendahulu. Kami hanya melanjutkan apa yang telah mereka rintis demi keberlanjutan desa dan kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya.

Sedekah Bumi di Kabandungan tahun ini tak hanya menjadi ruang spiritualitas dan kebersamaan, namun juga menjadi panggung strategis untuk mengartikulasikan arah pembangunan daerah yang berakar pada nilai-nilai tradisional, inklusif, dan berkelanjutan.

(Ris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini